Berita

Mengedepankan Keamanan Siber: Upaya Mencegah dan Mengatasi Ancaman

91
×

Mengedepankan Keamanan Siber: Upaya Mencegah dan Mengatasi Ancaman

Sebarkan artikel ini

Semakin Meningkatnya Ancaman Keamanan Siber dan Pentingnya Strategi Pencegahan

1Tekno – Semakin meluasnya pemanfaatan teknologi membawa implikasi tak terelakkan terhadap keamanan siber.

Ancaman pembobolan data telah menjalar luas dan mengakibatkan kerusakan yang merugikan, baik bagi perusahaan maupun individu.

Di Indonesia, catatan pelanggaran data semakin meningkat, termasuk kasus-kasus yang melibatkan data pribadi.

Catatan-catatan data ini ternyata menjadi komoditas yang diperjualbelikan di dark web, sebuah sisi gelap dunia maya yang sulit diawasi.

Salah satu tantangan dalam keamanan siber adalah kemampuan para penyerang untuk menyamar dan melakukan aksi kriminal secara anonim.

Data-data palsu atau dicuri dapat dengan mudah menjadi senjata bagi mereka yang ingin merusak atau memperoleh keuntungan dari informasi orang lain.

Identitas curian yang terkenal di dark net membuktikan betapa berharganya data dalam ekonomi siber saat ini.

Oleh karena itu, pencegahan kebocoran data dan perlindungan terhadap informasi sensitif sangatlah penting.

Langkah-Langkah Strategis dalam Menghadapi Ancaman Keamanan Siber

Keamanan siber bukanlah tanggung jawab tunggal, tetapi sebuah kolaborasi antara individu, perusahaan, dan pemerintah.

Salah satu langkah signifikan yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia adalah melalui penerapan Peraturan Presiden No. 47/2023 yang bertujuan untuk mengelola ancaman siber serta kondisi darurat yang mungkin timbul akibat serangan siber.

Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks.

Adi Rusli, seorang pakar keamanan dari Palo Alto Networks yang menjabat sebagai Country Manager Indonesia, menggarisbawahi perlunya adaptasi strategi keamanan siber.

Dia menekankan bahwa ancaman-ancaman keamanan siber semakin canggih, dan oleh karena itu, strategi perlindungan juga harus mengikuti perkembangan ini.

Merevisi strategi keamanan siber menjadi suatu keharusan, termasuk dalam mengintegrasikan pertahanan di tingkat host (komputer atau perangkat) dan jaringan.

Hanya mengandalkan deteksi di titik akhir saja tidaklah cukup. Sistem-sistem harus bekerja bersama-sama untuk menciptakan lapisan perlindungan yang lebih kokoh.

Organisasi harus meningkatkan implementasi langkah-langkah keamanan siber, termasuk sistem pencegahan kehilangan data.

Dampak Kebocoran Data dan Perlunya Strategi Respons

Kebocoran data tidak hanya merusak reputasi suatu entitas, tetapi juga menggerus kepercayaan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.

Pemulihan dari dampak kebocoran data memerlukan waktu yang tidak sebentar serta strategi yang matang.

Deteksi dini akan ancaman, respons yang efektif, dan strategi komprehensif menjadi kunci dalam mengatasi konsekuensi negatif dari serangan siber.

Palo Alto Networks, sebagai salah satu perusahaan yang fokus dalam keamanan siber, memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah penting yang dapat diambil oleh organisasi untuk memitigasi risiko kebocoran data:

  1. Mengidentifikasi Sumber Pelanggaran: Identifikasi akar penyebab suatu pelanggaran merupakan langkah awal yang krusial. Dengan memahami cara terjadinya peretasan, organisasi dapat menyesuaikan tindakan penanganan dan mencegah serangan serupa terulang di masa depan. Ancaman bisa datang dari pihak eksternal seperti hacker, atau bahkan dari pihak internal seperti karyawan yang memiliki akses yang tidak semestinya.
  2. Menetapkan Strategi Penanggulangan Serangan: Rencana tanggap insiden haruslah komprehensif, mencakup tim respons insiden yang terlatih, protokol komunikasi yang jelas, serta prosedur yang terperinci untuk mengatasi dan meminimalkan dampak serangan. Menyiapkan langkah-langkah ini secara matang akan membantu organisasi menghadapi situasi yang tidak terduga.
  3. Melakukan Audit Keamanan Rutin: Melakukan penilaian keamanan secara rutin merupakan langkah pencegahan yang penting. Dengan mengidentifikasi kerentanan dalam sistem dan proses, organisasi dapat mengambil tindakan untuk mengurangi potensi kebocoran data. Ini termasuk memperbarui perangkat lunak yang rentan dan menerapkan pengawasan keamanan yang lebih ketat.
  4. Memanfaatkan Perangkat Proteksi Data: Penggunaan perangkat proteksi data seperti firewall, sistem deteksi penyusupan, autentikasi multifaktor, dan enkripsi data dapat membantu melindungi sistem dan data dari ancaman yang ada. Perangkat-perangkat ini juga dapat membantu mengidentifikasi celah keamanan yang mungkin dapat dimanfaatkan oleh penyerang.
  5. Menerapkan Pendekatan Zero Trust: Pendekatan Zero Trust mengandalkan validasi yang berkelanjutan pada setiap tahap proses interaksi digital. Dalam pendekatan ini, tidak ada bentuk kepercayaan implisit, dan setiap entitas harus terus diuji dan divalidasi. Langkah ini mencakup pembatasan akses pihak ketiga, pemeriksaan rutin, dan tindakan perlindungan tambahan untuk mencegah penyusupan yang tidak sah.

Memprioritaskan Keamanan Data dan Masa Depan Keamanan Siber

Para pelaku serangan siber seringkali mencari celah dalam sistem yang rentan. Keamanan siber bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi sebuah perjalanan tanpa akhir yang memerlukan inovasi dan adaptasi terus-menerus.

Organisasi harus mengedepankan perlindungan terhadap data mereka dengan langkah-langkah kuat: dari mengidentifikasi dan memantau data, hingga mengamankan akses dan autentikasi pengguna.

Dengan mengambil langkah-langkah proaktif, organisasi dapat mempertahankan ketahanan siber mereka, meminimalkan dampak negatif, dan menjaga keutuhan data sensitif serta reputasi mereka.